Ratusan personil dari Satpol PP dikerahkan untuk menertibkan lapak kaki lima di Jalan Bendungan Melayu, RW 01, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara namun hanya 26 lapak dari 250 lapak yang mampu dibersihkan. Sebab para petugas hanya berani menertibkan lapak-lapak yang kosong karena ditinggal mudik, sedangkan yang ada orangnya tetap biarkan.
Korlap Satpol PP Kecamatan Koja, Yasin
Muhtadin, mengakui ada sebanyak 26 lapak pedagang kaki lima yang ditinggal
mudik di tertibkan. Menurutnya puluhan lapak ini pihaknya menerjunkan 100
personil gabungan.
“Lapak yang kami tertibkan itu seluruhnya kosong
ditinggal mudik oleh pemiliknya. Renanannya ratusan sisanya akan kami tertibkan
Senin (4/7) mendatang. Kami juga menghimbau bagi warga yang masih berdagang untuk
segera membongkar sendiri kalau tidak kita tertibkan," tegasnya.
Sementara itu, Komandan Satpol PP Kecamatan Koja, Siti Mulyati, mengatakan penertiban yang dilakukannya ini lebih ke upaya persuasif. Bila mereka tetap membuka lapaknya, Senin (4/8) akan diambil tindakan tegas dengan melakukan penertiban.
"Sebelumnya pada April lalu kami juga sudah sudah melakukan penertiban. Namun, para pedagang itu sekarang kembali lagi berjualan sehingga sangat menganggu aktivitas keluar asuk warga. Para pedagang itu sudah sudah sediakan yakni Pasar Alur Laut, di Jl Alur Laut sebagai tempat relokasi," tandasnya.
Sementara itu, Sarifudin, 35, salah seorang pedagang mengaku keberatan engan adanya penertiban ini terutama pada Senin (4/8) mendatang Menurut pedagang pancong itu mengaku jualan di lokasi tersebut sejak 10 tahun lalu, berharap dilakukan penataan bukan penertiban.
"Kalau bisa kita ditata sajalah, kami disini hanya cari makan, jika nant sudah ditertibkan kami akan jualan dimana Kami juga khawatir jika para pedagang ini nanti di relokasi pendapatan kita minim," tutupnya.
Sementara itu, Komandan Satpol PP Kecamatan Koja, Siti Mulyati, mengatakan penertiban yang dilakukannya ini lebih ke upaya persuasif. Bila mereka tetap membuka lapaknya, Senin (4/8) akan diambil tindakan tegas dengan melakukan penertiban.
"Sebelumnya pada April lalu kami juga sudah sudah melakukan penertiban. Namun, para pedagang itu sekarang kembali lagi berjualan sehingga sangat menganggu aktivitas keluar asuk warga. Para pedagang itu sudah sudah sediakan yakni Pasar Alur Laut, di Jl Alur Laut sebagai tempat relokasi," tandasnya.
Sementara itu, Sarifudin, 35, salah seorang pedagang mengaku keberatan engan adanya penertiban ini terutama pada Senin (4/8) mendatang Menurut pedagang pancong itu mengaku jualan di lokasi tersebut sejak 10 tahun lalu, berharap dilakukan penataan bukan penertiban.
"Kalau bisa kita ditata sajalah, kami disini hanya cari makan, jika nant sudah ditertibkan kami akan jualan dimana Kami juga khawatir jika para pedagang ini nanti di relokasi pendapatan kita minim," tutupnya.
Sementara itu
Muklis, 42, salah seorang pedagang sayur keliling juga mengaku jika pedagang
yang ada di pasar ini direlokasi ke Pasar Uler tentu sangat jauh. Selain itu
Jalan Raya Plumpang Semper, hampir setiap hari selalu macet sehingga sangat
mengganggu pedagang sayur seperti dirinya untuk kesana-kemari.
“Macetnya tidak
tahan, makanya saya berharap pedagang disini di tata sedemikian rapih sehingga
tidak mengganggu akses jalan. Kurang tertatanya pedagang inikan karena tidak
pedulinya pemerintah sehingga mereka berjualan di jalanan. Tapi kalau
pemerintah mengawasi mungkin tidak akan seperti ini,”katanya.
0 komentar:
Posting Komentar