Home » » MESKI BERPRESTASI, TETAP BURUH NYUCI

MESKI BERPRESTASI, TETAP BURUH NYUCI


Milan Rahmawati 15, terpaksa harus banting tulang untuk tetap bisa bersekolah. Padahal, siswa kelas delapan di SMP Negeri 289, Sukapura, Cilincing Jakarta Utara, ini merupakan salah satu siswa yang golong berprestasi tetapi. Namun, ia terlupakan oleh pemerintah karena tidak mendapat  Kartu Jakarta Pintar (KJP) meskipun dia tergolong anak yang kurang mampu alias miskin.

Karena ketidak mampuannya itu, ia terpaksa membantu ibunya Handayani,35, bekerja sebagai buruh tukang cuci pakaian. Padahal dia sejak duduk dibangku sekolahan SDN 03 Sukapura, ia selalu mendapat rangking pertama. Meski prestasinya sangat membanggakan, namun ia tak pernah bisa merasakan program sekolah gratis.
Ayahnya Muhammad Suluf, telah meninggal dunia saat ia berusia 3 tahun dalam sebuah kecelakaan dilaut karena bekerja sebagai buruh nelayan. Bahkan hingga saat ini jazadnya belum diketahui keberadaanya dan dimakamkan dimana.

"Kata ibu, bapak sudah meninggal sejak saya berusia tiga tahun. Dan sekarang ibu yang mencari biaya sendiri untuk saya sekolah. Untuk meringankan beban ibu saya juga sering membantu bekerja sebagau tukang cuci dan nyeterika pakaian di rumah tetangga,”ujar pelajar yang baru naik di kelas 8 dan keluar menjadi juara satu tersebut.

Saat ini Milan bersama adiknya Muhammad Ramadhan,6 tahun  tinggal di kontrakan bersama ibu dan neneknya Yati, 64 di Jalan Kampung Sukapura, RT 01/05, Sukupura, Cilincing, Jakarta Utara. Rumah petak dengan ukuran 5x5 meter, ditempati empat orang. Meski suasana rumahnya sangat sempit dan pengab, karena dapur, tempat tidur dan ruang belajar jadi satu, namun ia tak patah semangat untuk terus belajar hingga ia keluar sebagai juara umum pertama di SMP 289 Jakarta.

"Alhamdullilah, meski saya ikut bantu orang tua bekerja, namun saya tidak lupa belajar. Saya tidak mau membuat ibu kecewa, makanya berkat doa orang tua dan saya giat belajar akhirnya menjadi juara. Saya ingin sekali menjadi pramugari, dengan harapan bisa kemana-mana gratis" kata Milan sambil menunjukkan piala yang ia raih dari sekolahannya.

Tapi ketika ditanya apakah dia dimasukkan program KJS, dia mengaku sejak SD hingga sekarang dirinya tidak pernah mendapatkannya. Bahkan orang tuanya juga sudah beberapa kali mengusulkan agar mendapat kartu sakti yang merupakan Program kebanggan Gubernur DKI Jakarta, namun hingga saat ini bisa terwujud.

"Kemarin nenek sudah diajukan lagi, mudah-mudahan tahun ini bisa dapat KJP. Supaya uangnya bisa beli buku dan alat sekolah, " ujar Milan.

Sementara itu, Yati 64, sang nenek menuturkan cucunya ini memang sudah terlihat pintar sejak ia duduk di bangku SD. Semangat belajarnya tak pernah luntur. Tiap malam dan mau berangkat sekolah tak pernah ketinggalan untuk membaca.

"Harapan saya dan orangtuanya agar besar nanti ia bisa memberikan yang terbaik bagi ibu dan adiknya. Saya juga bangga sama dia (Milan red) yang ikut membantu orang tuanya mencari biaya untuk sekolahnya, " kata Yati sambil menambahkan kalau rumah kontrakan ia bayar Rp 275 ribu/bulan.


Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar