Home » » Penyedotan Air Tanah Berlebihan (upper) Petaka Hadang Jakarta Utara

Penyedotan Air Tanah Berlebihan (upper) Petaka Hadang Jakarta Utara




Bencana lingkungan hidup yang mengerikan bakal melanda Jakarta Utara bila penyedotan air tanah terus dibiarkan. Sebab berdasarkan hasil penelitian menyebutkan, dalam kurun waktu 18 tahun terakhir, permukaan tanah di Jakarta Utara turun 40 centimeter pertahun. Bahkan jika sebelumnya di Jakarta Utara terdapat 60 persen wilayahnya berada di bawah permukaan laut, bukan tidak mungkin jumlahnya bakal bertambah lantaran banyaknya penyedotan air tanah tanpa adanya pengawasan.


Menanggapi hal itu Walikota Jakarta Utara Heru Budi Hartono meminta seluruh pihak untuk tidak menggunakan air tanah untuk kegiatan industry, rumah tanggan, atau keperluan lain secara berlebihan. Sebab dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, penurunan permukaan tanah bisa mencapai 1 meter pertahun. Penurunan permukaan tanah tersebut disebabkan oleh penyedotan air tanah dalam skala besar yang terus terjadi. 

Untuk menghindari bencana itu, kata Heru, instansi terkait harus mengawasi pemberlakuan Peraturan Gubernur (Pergub) No 37 tahun 2009 tentang Kenaikan Pajak Air Bawah Tanah secara serius dan konsisten. “Pergub No 37 tahun 2009 harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh masyarakat. Sebab ada sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar," ujar Heru, belum lama ini. 

Sejauh ini kata dia, Pemprov DKI terus menghimbau kepada warga untuk selalu memakai air bersih dari PAM sebanyak-banyaknya, dan minimal 10 meter kubik per bulan, serta tidak menyedot air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. 
"Penyedotan air tanah yang terus dilakukan mengakibatkan land subsidence, dan bisa menjadi bencana lingkungan yang berbahaya. Jakarta terancam ambles," ujar Heru. 
Selain berbahaya terhadap lingkungan, air tanah di Jakarta sangat tidak sehat dikonsumsi karena telah mengadung bakteri yang diakibatkan rembesan dari septic tank (WC).
Sementara berdasarkan data yang diperoleh, pada Desember 2009 tercatat jumlah pelanggan air bersih Aetra di wilayah Timur dan Utara Jakarta mencapai 382.693 pelanggan, namun ternyata 11 persen di antaranya atau 160 ribu pelanggan air bersih dari PAM itu hanya menjadikan jaringan pipa PAM Jaaya sebagai cadangan.
Akibatnya, tekanan air yang sangat kuat membuat pipa air menjadi rusak, pecah dan bocor karena tidak dapat mengalir dengan baik ke pipa saluran rumah-rumah pelanggan. ”Ini merupakan penyebab utama terjadinya persentase kehilangan air yang cukup tinggi,” ujarnya.
Jika penyedotan air tanah dihentikan, dan masyarakat beralih menggunakan air bersih PAM, maka Pemprov DKI dapat menyelamatkan 1 juta meter kubik air tanah per bulan, dan mencegah terjadinya land subsidence secara signifikan.

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar