Ratusan buruh PT. Myung Shiung sudah sejak bulan Juni 2014 lalu ditinggal kabur pengusahanya kini nasibnya terlantar. Untuk menuntut hak dan kewajiban perusahaan itu kini para buruh bertahan menginap di pabrik untuk menunggu kepastian pembayaran gaji dan Tunjungan Hari Raya (THR).
Nunung 35, salah satu pekerja PT Mhiung Shiung mengaku dirinya bersama kawan-kawannya terpaksa nginap berhari-hari di pabrik dimana ia berkerja dengan harapan agar gaji dan uang THRnya segera dibayarkan. Sebab menurut warga wanita yang ngaku ngontrak di Jalan Rorotan RT 6/6 Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara dirinya tidak bisa bayar dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Sedihnya lagi, saat orangtua saya meninggal dunia di
kampung halamannya tak bisa pulang karena tak punya uang. Jangankan untuk
pulang makan sehari-hari saja harus pinjam kesana kemari,”kata Wanita Asal
Purbalingga, Jawa Tengah.
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Khotijah, 28,
dia bersama dengan ratusan pekerja sejak satu bulan terakhir ini bertahan di
pabrik di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung. Untuk makan sehari-hari dirinya dan
kawan-kawannya mengharapkan pemberian makanan dari buruh di KBN lainnya.
"Lihat saja, satu nasi bungkus ini diberikan sama
buruh lain yang kasihan dengan kami. Dan ini dimakan ramai-ramai" kata
Khadijah 54 buruh yang sudah bekerja selama 15 tahun itu.
Sementara itu Kasudin
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Utara, Mujiono menjelaskan, pihaknya saat
ini bersama dengan serikat pekerja sudah menangani kasu PT Myung Shiung.
Menurutnya,
para uruh yang menginap sejak bulan Juni 2014 ini memang melakukan pengamanan
asset perusahaan karena pemiliknya sudah melarikan diri ke Korea Selatan.
"Kita sudah melakukan pencekala, namun pemilik
perusahaan sudah terlebih dahulu lolos ke luar negeri.Dan saat ini sedang
diupayakan pada PT anak cabang di Sukabumi. Kami berharap mudah-mudahan dalam
waktu dekat kasus ini akan segera terselesaikan," ujarnya.Ditambahkan juga Mujiono, asset PT Myung Shiang mencapai Rp 2,5 Milliar, namun itu belum terpotong utang dengan pihak KBN lebih dari 1 Milliar. "Kalau asset ini terjual tidak mencukupi sebab 450 pekerjanya jika dikalikan 3 bulan dengan gajinya Rp 2,4 juta/bln plus THR ," sahutnya.
0 komentar:
Posting Komentar