Gedung SMP Negeri 260 Jakarta di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu Utara kondisinya saat ini memprihatinkan. Padahal sekolahan tersebut sudah mengalami rehab tiga kali, namun hanya ringan dan terkesan tambal sulam sehingga bagian gedung itu terlihat sudah rapuh dan keropos dan tiang pondasi, dinding, dan bahkan atap gedung berlubang.
"Pernah rehab tapi ringan dan
hanya tambal sulam. Kondisi bangunannya saat ini perlu rehab total," ujar
Kepala SMP Negeri 260 Jakarta, Muhammad Tayib.
Rehab ringan di gedung SMP Negeri
260 Jakarta, ini kata Tayib dilakukan pada Tahun 1998, namun hanya atap asbes
dan batako kosong, Tahun 2004 kembali ada rehab, akan tetapi tambal sulam.
Kemudian di Tahun 2009 kembali direhab berupa kusen dengan kondisi gedung tidak
berubah.
Namun, bangunan itu kondisinya makin
memprihatinkan setelah terkena angin puting beliung pada Tahun 2012 lalu. “Kondisi
ini sudah kami lapor ke Sudin Pendidikan dan sampai tingkat Dinas Pendidikan. Kami
berharap tahun ini sekolahan tersebut dapat dilakukan rehab total," tambah
Tayib.
Selain kondisi bangunan gedung yang
memprihatinkan, dikatakan Tayib, sekolah yang dipimpinnya ini juga membutuhkan
tambahan ruangan kelas. Dengan luas tanah sekitar 3200 meter persegi, sekolah
hanya memiliki 8 ruang kelas, sementara ruang yang dibutuhkan sebanyak 12 ruang
kelas. Untuk mengatasi hal ini pihaknya terpaksa harus melakukan proses belajar
mengajar dua sip pagi dan siang. Namun, proses ini kurang efektif terutama yang
masuk kelas siang hari.
Sementara itu, Kepala Pendidikan
Kepulauan Seribu Yanto Siregar memastikan bahwa rehab total gedung SMP Negeri
260 Jakarta di Pulau Harapan sudah masuk anggaran Tahun 2015." Sekolah SMP
Negara 260 Jakarta sudah dimasukan anggaran Dinas Pendidikan untuk tahun 2015
dan rencananya akan direhab total," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar