Selama bulan puasa persediaan darah
di Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta menurun drastis memasuki
pertengahan Ramadhan. Hal ini dikarenakan berkurangnya jumlah pendonor selama
bulan puasa. Jika biasanya, stok darah di Markas PMI DKI di Jl Kramat Raya,
Jakarta Pusat mencapai 1.000-1.200 kantong, kini merosot tajam hingga 70-80
persen atau hanya ada sekitar 200 kantong. Padahal, kebutuhan darah bagi warga
yang dirawat di rumah sakit rata-rata mencapai 700-800 kantong per hari.
“Penurunan stok darah ini terjadi
karena bulan puasa, banyak orang tak mau melakukan donor darah. Makanya, kami
terus melakukan sosialisasi bahwa donor darah di bulan puasa itu tidak akan
membatalkan puasa. Hal ini sesuai dengan fatwa MUI pada tahun 2000 lalu,” ujar
Dian Winarti, Kepala Bidang Pengadaan Darah PMI DKI Jakarta.
Untuk mengantisipasi kekurangan stok
darah, kata Dian, selain menggelar aksi donor darah, pihaknya juga meminta
keluarga pasien yang memiliki golongan darah yang sama bersedia mendonorkan
darahnya.
Kepala Unit Tranfusi Darah PMI DKI
Jakarta, Salimar Salim mengatakan, untuk mengatasi kekurangan stok darah, PMI
DKI telah menggelar donor darah di lima markas PMI di lima wilayah kota, di
sejumlah rumah sakit, mal. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan TNI rumah
sakit. Khusus untuk donor di rumah sakit, nantinya sekitar 70 persen hasilnya,
akan diberikan kepada rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan donor darah.
“Bahkan di setiap markas PMI di lima wilayah kota rutin digelar donor darah,
setiap Selasa dan Kamis, dari pukul 08.00-12.00,” ujar Salimar.
Sementara itu, Kepala Humas PMI
Jakarta Timur, Dewi Rahmadania, mengatakan, sejak awal Ramadhan, kegiatan donor
dilakukan di markas PMI di Jl I Gusti Ngurah Rai, Klender. Hanya saja,
masyarakat yang mendonorkan darahnya sangat minim. "Sekali pertemuan hanya
ada 5 orang. Padahal hari biasa, jumlahnya bisa mencapai 25 orang,"
kata Dwi.
0 komentar:
Posting Komentar