Stasiun Tanjung Priok adalah salah satu stasiun tua yang terletak di seberang Pelabuhan Tanjung Priok dan Terminal Tanjung Priok, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dengan bentuk bangunan art deco, stasiun ini termasuk salah satu bangunan tua yang kini dijadikan cagar budaya oleh Pemprov DKI Jakarta serta dicanangkan sebagai salah satu dari 12 Destinasi Wisata Pesisir yang di canangkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara.
Konon pada jaman penjajah Belanda,
stasiun ini pernah menjadi stasiun termegah di Asia Tenggara. Tentu saja
menjadi yang terbesar karena pada saat itu stasiun ini dibuat sebagai hadiah
untuk Jakarta. Stasiun Tanjung Priok tempo dulu juga menjadi pintu gerbang
transportasi Hindia-Belanda.
Stasiun Tanjung Priok sendiri berada
diantara Jalan Enggano dan Jalan Martadinata, Jakarta Utara. Lokasinya sangat
strategis, didamping angkutan kereta api, di lokasi juga ada angkutan laut dan
darat.
Bangunan megah dengan gaya Art
Deconya bisa langsung terlihat jika kita melintasi jalan tersebut. Bangunan
megah nan klasik ini berada tepat di seberang pelabuhan dan terminal Tanjung
Priok.
Awalnya stasiun ini dibuat pada 1885
yang berada sekitar 1 kilometer dari tempat saat ini. Namun, karena kegiatan
pada zaman itu semakin bertambah maka pada 1914 stasiun ini diperluas. Sekarang
luas bangunan ini sekitar 3.600 meter persegi.
Namun, meski menyisakan sejarah saat
ini kondisi stasiun Tanjung Priok terlihat kotor dan kusam. Bukan itu saja, di
sekitar lokasi setiap warga yang melintas selalu menutup hidung, banyaknya
warga masyarakat yang buang air sembarangan sehingga menimbulkan bau yang
kurang sedap.
Padahal hampir setiap hari kawasan
tersebut selalu ramai di kunjungi masyarakat. Lebih-lebih pada saat menjelang
lebarang, stasiun ini juga melayani angkutan Jakarta Madura. Dengan kondisi ini
tentu sangat dikeluhkan warga. Untuk itu warga berharap pemerintah
memperhatikan cagar budaya dan peninggalan yang bersejarah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar