Lembah pabrik dan rumah yang terus mencemaran lingkungan terutama laut di pesisir utara Jakarta, membuat pemerintah gerah. Atas kondisi yang sudah semakin memprihatikan ini Pemkot Jakarta Utara membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC) untuk mengatasi pencemaran dan memonitoring pencemaran lingkungan yang ada di wilayah Jakarta Utara.
Asisten Pembangunan (Aspem) Pemkot Jakut Satriadi Gunawan, mengaku pihaknya saat ini membentuk tim monitoring penceramaran lingkungan terutama pencemaran di laut. Ini dilakukan karena banyaknya informasi dan keluhan dari masyarakat khususnya para nelayan yang mengaku akibat limbah-limbah pabrik yang mencemari laut itu banyak ikan-ikan laut yang mati.
"Atas kondisi ini kami sangat prihatin, makanya kami sepakat membentuk tim monitoring untuk sama-sama mengatasi persoalan pencemaran laut. Jika tidak sekarang kita lakukan kapan lagi, jika bukan kita siapa lagi, makanya saat ini yang tepat untuk melakukan mencegah pencemaran itu jangan sampai berlarut-larut,"terang Satriadi Gunawan didampingi Kasudin P2K Jakarta Utara Sri Haryati.
Dijelaskan Aspem, tim monitoring yang bentuk oleh Pemkot Jakut ini, terdiri dari SKPD di wilayah Jakarta Utara, yakni Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan P2K, Sudin Pariwisata, Satpol PP, Sudin Perindustrian dan Energi serta instansi, Sudin Perumahan dan Gedung, Sudin Umkm dan Komperasi, Kantor Lingkungan Hidup serta masyarakat sekitar. Diharapkan dengan cara seperti ini kedepan pencemaran di wilayah akan dapat diatasi.
Diakui oleh mantan Camat Kepulauan Seribu Selatan itu, akibat banyaknya limbah yang mencemari laut pesisir itu berdampak pada pergerakan perekonomian para nelayan mengganggu perekonomianpara nelayan. Maka dari itu untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan yang lebih besar Pemkota Jakut membentuk tim monitoring Pengaduan Pencemaran Lingkungan.
Dalam kesempatan itu, dia juga turut mengajak kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan tetap bersih, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan khususnya ke kali. Sebab semakin banyaknya sampah dibuang ke laut tentu akan mengganggu nelayan dan membuat ikan-kan semakin langka.
Sementara itu, Usman, 46, salah seorang nelayan di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara mengaku sangat senang dan mendukung rencana tim monitoring pencemaran lingkungan. Menurutnya, karena selama ini tidak ada petugas yang melakukan pengawasam terhadap perusahaan yang membuang limbah, mereka dengan seenakknya membuang ke laut.
"Akibat banyaknya limbah banyak ikan-ikan yang di sini mati. Makanya kami siap menjadi garda terdepan dalam ikut memonitoring pencemaran lingkungan"kata Usman.
0 komentar:
Posting Komentar