Mendekati perayaan Idul Fitri, warga menyerbut Kantor Pegadaian Cabang Tanjung Priok, Kel. Koja, Kec. Koja, Jakarta Utara. Mereka datang ke kantor tersebut untuk menggadaikan barang-barang berharga untuk keperluan lebaran. Jasa gadai barang menjadai salah satu pilihan warga untuk mendapati uang lebih saat merayakan Idul Fitri.
Deputi Area Pegadaian
Jakarta Utara Rudi Kurniawan mengakui, transaksi di kantor pegadaian sudah
terjadi sejak awal Ramadan mengalami peningkatan. Menurutnya, dari hari biaya
yang hanya berkisaran angka rata-rata 180 per hari, naik sampai 260 pegadai per
hari.
“Sejak dari awal Ramadhan
jumlah warga yang datang untuk menggadaikan barang meningkat 40 persen dari
hari-hari biasa. Bahkan saya menilai peningkatan aktifitas transaksi Ramadhan
tahun ini memang sedikit berbeda. Ini bisa kita lihat peningkatan terjadi cukup
signifikan,” ungkap Rudi Kurniawan.
Namun, Rudi mengaku, satu
pekan jelang perayaan Idul Fitri aktifitas pegadaian mulai turun. Dari 40
persen peningkatan aktifitas tranksaksi saat awal Ramadan turun setengahnya
menjadi 20 persen. Dari pantauannya, hal itu terjadi lantaran tidak sedikit
warga yang datang menebus barang berharga miliki mereka. Menurut Rudi, di
Jakarta hal itu memang terjadi setiap tahun.
”Kalau di daerah mendekati
Ramadan semakin banyak yang menggadaikan barang. Kalau di Jakarta tidak hanya
yang menggadaikan, yang menebus barang juga banyak,” ucapnya.
Menurut Rudi, rata-rata
yang melakukan pegadaian itu sebagian besar pegawai. Bisanya mereka setelah THR (Tunjangan Hari Raya) dan bonus lebaran
mereka buru-buru menebusnya. Selain itu juga ada juga yang digunakan untuk
biaya pulang ke kampung halamannya.
Namun dia mengaku, satu
pekan jelang Idul Fitri barang-barang gudang seperti alat elektronik dan
kendaraan roda dua lebih dominan dari barang berharga lainnya. Barang-barang
tersebut sengaja digadaikan rata-rata alasannya agar aman karena akan
meninggalkan rumah untuk mudik ke kampung halaman masing-masing.
”Beberapa hari belakangan
memang banyak warga yang menggadaikan barang gudang. Mungkin karena akan mudik,
jadi sekalian mereka titipkan,” ujar dia.
Sementara Muklis,41, salah
seorang nasabah mengaku terpaksa menggadaikan sepeda motor satu-satunya demi biayai
mudik Ke kampung halamannya Wonosobo, Jawa Tengah. "Saya terpaksa
menggadaikan sepeda motor saya supaya bisa pulang kampung," kata pria yang
mengaku sebagai tukang ojek di kawasan Kalibaru.
0 komentar:
Posting Komentar