Setelah sukses terapkan sistem pertanian hidroponik, Kelompok Tani Marunda Hijau, Rusunawa Marunda, Cilincing, coba mengembangkan rumah pemibibitan. Untuk mengembangkan sistem pertanian hidroponik, di Rusunawa Marunda yang dilakukan sejak Januari lalu menggunakan lahan seluas 1000 m. Bahkan sistem tanaman ini akan menjadi pilot project di wilayah perkotaan Jakarta.
Selama ini, di rumah hidroponik menanam tanaman seperti selada hijau, pakchoi,
kangkung dan caisim. Alhasil, dalam beberapa bulan terakhir, setiap harinya mereka
memanen dengan omset mencapai Rp 500ribu perhari. Tanaman tersebut dipasok ke
sejumlah pasar di Jakarta Utara.
Selanjutnya, untuk mengembangkan pertanian, mereka membuat rumah pembibitan untuk memenuhi kebutuhan bibit pertanian hidroponik. Rumah tanaman seukuran 120 meter itu, secara khusus digunakan sebagai pusat penyemaian benih menjadi bibit.
"Sebelumnya bibit kita di suplai oleh Pak Jokowi. Makanya, agar dapat mandiri kita coba kembangkan sendiri pembibitan," Ujar Dea (47) Ketua Kelompok Tani Marunda Hijau.
Untuk melakukan pngembangan teknologi pembibitan sendiri pihaknya dibantu CSR salah satu perusahaan benih. Selain dipasok 20 varietas benih dan pembangunan rumah benih, mereka juga diberikan pendampingan pembibitan. Sehingga para petani mampu mengembangkan bibit yang unggul dari benih tanaman seperti, cabe rawit, tomat, bayam merah, pakchoi, selada hijau, terung putih dan jagung manis.
"Anggota kelompok tani kita ada 10 orang dan setiap hari hasil panen kita Rp 500 ribu. Semoga bila pembibitan ini berhasil, selain untuk kebutuhan pertanian juga akan kita jual," katanya.
Kepala Unit Pengelola Rusun Sewa (UPRS) Wilayah I, Maharyadi, mengatakan bahwa para petani tersebut sejak beberapa bulan lalu meminta ijin kepada pihaknya. Mereka meminta diberikan ijin menggunaka lahan di halaman Cluster A digunakan sebagai rumah pembibitan.
"Kami mendukung makanya kami ijinkan. Semoga dengan pengembangan teknologi ini, bisa jadi program percontohan pertanian di wilayah perkotaan," tandasnya.
Selanjutnya, untuk mengembangkan pertanian, mereka membuat rumah pembibitan untuk memenuhi kebutuhan bibit pertanian hidroponik. Rumah tanaman seukuran 120 meter itu, secara khusus digunakan sebagai pusat penyemaian benih menjadi bibit.
"Sebelumnya bibit kita di suplai oleh Pak Jokowi. Makanya, agar dapat mandiri kita coba kembangkan sendiri pembibitan," Ujar Dea (47) Ketua Kelompok Tani Marunda Hijau.
Untuk melakukan pngembangan teknologi pembibitan sendiri pihaknya dibantu CSR salah satu perusahaan benih. Selain dipasok 20 varietas benih dan pembangunan rumah benih, mereka juga diberikan pendampingan pembibitan. Sehingga para petani mampu mengembangkan bibit yang unggul dari benih tanaman seperti, cabe rawit, tomat, bayam merah, pakchoi, selada hijau, terung putih dan jagung manis.
"Anggota kelompok tani kita ada 10 orang dan setiap hari hasil panen kita Rp 500 ribu. Semoga bila pembibitan ini berhasil, selain untuk kebutuhan pertanian juga akan kita jual," katanya.
Kepala Unit Pengelola Rusun Sewa (UPRS) Wilayah I, Maharyadi, mengatakan bahwa para petani tersebut sejak beberapa bulan lalu meminta ijin kepada pihaknya. Mereka meminta diberikan ijin menggunaka lahan di halaman Cluster A digunakan sebagai rumah pembibitan.
"Kami mendukung makanya kami ijinkan. Semoga dengan pengembangan teknologi ini, bisa jadi program percontohan pertanian di wilayah perkotaan," tandasnya.
Terimakasih informasinya Jelly Gamat Walatra G Sea
BalasHapus